Ticker

6/recent/ticker-posts

Advertisement

Responsive Advertisement

Pasar Prostitusi di Surabaya dan Bali Sepi, Mucikari Esek-esek Eksodus ke Mataram

MATARAM - Sebelum beroperasi di Kota Mataram, jaringan prostitusi online di hotel berbintang beroperasi di Kota Surabaya dan Bali

Tapi karena pasar di dua kota tersebut sedang sepi, mereka eksodus ke Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). 

"Karena Surabaya sepi, Bali juga tidak terlalu ramai (permintaan), ada temannya beri informasi di sini (Lombok) banyak," kata 
Kanit III Asusila Subdit IV Ditreskrimum Polda NTB Ipda Baiq Dewi Yusnaini, di sela-sela pemeriksaan, Selasa (6/4/2021). 


Dalam Operasi Pekat Rinjani 2021, tim Ditreskrimum Polda NTB membongkar praktik prostitusi pada salah satu hotel berbintang di Kota Mataram, Senin (5/4/2021), pukul 22.00 Wita. 

Dalam penggerebekan tersebut, tim Polda NTB menangkap tiga orang perempuan yang diduga pekerja seks komersial. 

Mereka berinisial CT (25), seorang mahasiswa asal Jakarta Timur. Dia diduga berperan sebagai mucikari. 

CT diketahui masih berstatus sebagai seorang mahasiswi salah satu perguruan tinggi. 

Kemudian dua wanita lainnya DT (24) dan NA, mereka berasal Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. 

Kedua diduga merupakan korban yang ditawarkan CT kepada lelaki hidung belang melalui MiChat

Baiq Dewi menjelaskan, ketiga orang tersebut sebelumnya tidak saling kenal. 

Mereka baru bertemu dan berkenalan di Bali saat dugem di hiburan malam. 

CT mendapat kabar dari temannya sesama pekerja seks komersial, di Lombok permintaan dari lelaki hidung belang sedang ramai. 

Setelah itu mereka bertiga janjian datang ke Kota Mataram cari pelanggan. 

Tanggal 31 Maret 2021, CT yang diduga sebagai mucikari terlebih dahulu datang ke Kota Mataram. 

Baru tanggal 2 April, DT dan NA menyusul ke Kota Mataram dan menginap di hotel berbintang tersebut. 

"Karena di sini banyak permintaan," katanya. 

Para pelanggan memesan layanan prostitusi secara online melalui aplikasi MiChat. 

Meski baru beroperasi lima hari, namun mereka mendapatkan banyak pelanggan.

Total ada 37 lelaki hidung belang yang telah mereka layani. 


"Satu orang sudah melayani 16 pelanggan, satu hari dia bisa melayani 5 orang," ungkap Baiq Dewi. 

Soal harga, kata Baiq Dewi, tergantung kesepakatan antar mereka. Tarif berhubungan badan antara Rp 500 ribu hingga Rp 1,6 juta. 

"Yang memesan orang-orang di sekitar sini," ujarnya. 

Mengenai siapa saja lelaki hidung belang yang memesan, kepolisian masih mendalami. 

Kasus tersebut masih terus dikembangkan Polda NTB. Termasuk para pihak yang terlibat dalam prostitusi online tersebut. 

(*) 



Artikel ini telah tayang di Tribunlombok.com dengan judul Sebut Pasar Prostitusi di Surabaya dan Bali Sepi, Mucikari Esek-esek Eksodus ke Mataram, https://lombok.tribunnews.com/2021/04/06/sebut-pasar-prostitusi-di-surabaya-dan-bali-sepi-mucikari-esek-esek-eksodus-ke-mataram?page=3.
Penulis: Sirtupillaili
Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati

Posting Komentar

0 Komentar