Ticker

6/recent/ticker-posts

Advertisement

Responsive Advertisement

Kisah Haru Seorang Fotografer Menemukan Ayahnya yang Telah Lama Hilang Saat Memotret Kehidupan Gelandangan

 

Diana Kim merupakan seorang fotografer yang berbasis di O'hau, Hawaii, Amerika Serikat. Ia tumbuh besar di Pulau Maui di mana sang ayah pernah memiliki sebuah studio fotografi dan dari sana lah ketertarikannya akan fotografi pertama kali datang.

 

Ayah Diana Kim ketika masih menjadi gelandangan dalam foto yang diambil pada 5 Juni 2014. (Foto: Diana Kim)

Namun semua berubah ketika kedua orang tuanya bercerai. Kim menghabiskan bertahun-tahun pindah dari sanak keluarga yang satu ke sanak keluarga lainnya. Ia bahkan juga pernah tinggal di taman, di dalam mobil, atau menumpang di rumah teman. Sedangkan sang ayah absen dari kehidupan Kim.

 

— 7 Agustus 2014. (Foto: Diana Kim)

 

— 12 April 2013. (Foto: Diana Kim)

 

(Foto: Diana Kim)

Meski menjalani hidup yang relatif susah, Kim mengaku hal itu tak terlalu mengganggunya. "Instingku bertahan hidup selalu kuat."

Pada 2003, Kim yang saat itu masih bersekolah memulai esai foto mengenai komunitas gelandangan di lingkungannya dan terus memperluas jangkauan proyek tersebut dari tahun ke tahun.

 

Kim kecil dan ayahnya. (Foto: Diana Kim)

Beberapa tahun kemudian, neneknya memberitahu Kim bahwa kesehatan mental sang ayah terus menurun dan menolak mandi, makan atau minum obat. Sang nenek juga tak tahu pasti di mana sekarang ayah Kim tinggal. Kim pun kehilangan jejak ayahnya hingga bertahun-tahun lamanya.

Lalu, saat tengah menggarap proyek foto di jalanan Honolulu di tahun 2012, Kim tak sengaja menemukan sosok sang ayah di antara para gelandangan yang ia dokumentasikan, setelah 25 tahun berpisah. Ayahnya jauh berbeda dengan yang Kim ingat dulu: "Ia kehilangan banyak berat badan dan tak bisa mengenaliku. Itu sangatlah menyakitkan," ungkap Kim.

Sakit rasanya bagi Kim melihat kondisi ayahnya kandungnya sendiri. Apalagi sang ayah juga mengidap schizophrenia (sejenis gangguan mental) dan tak bisa mengenali putrinya sendiri. Sejak itu Kim pun mulai rutin menjenguk ayahnya di jalanan.

Seorang wanita datang dan mengatakan kepadaku agar tidak memerdulikannya, karena 'pria' itu biasa berdiri di sana sendirian sepanjang hari. Ingin rasanya aku meneriaki wanita itu karena tidak peduli, kejam, dan tidak mengira bahwa gelandangan itu adalah ayahku. Namun aku menyadari bahwa kemarahan tak akan merubah apapun — jadi aku berkata kepada wanita itu, 'Aku harus mencoba'.

Terkadang ada malam di mana aku tak menemukannya. Di hari lainnya, aku tiba-tiba saja menemukannya sudah berdiri di pinggiran jalan. Ia mengidap schizophrenia dan tak memperoleh perawatan, membuatnya kurang responsif terhadap ajakan berkomunikasi dari orang lain. Terkadang ia terlihat beradu mulut dengan seseorang, padahal ia hanya sendirian di sana.

Aku tak bisa menghitung lagi berapa kali aku duduk di samping ayahku di jalanan, membayangkan bagaimana masa depannya nanti. Aku hanya duduk diam dan berdoa, berharap agar ayahku mau menerima bantuan. Ia selalu menolak bantuan dariku, tak mau dirawat, minum obat, makan atau mengenakan pakaian bersih. Saat itu aku benar-benar tak yakin kondisinya akan jadi lebih baik. Ada kalanya aku berpikir ayahku mungkin akan mati di jalanan. Namun aku tak mau menyerah.

 

— 20 Oktober 2014, ayah Diana Kim yang tengah dirawat di rumah sakit setelah terkena serangan jantung. (Foto: Diana Kim)

Suatu hari, ayahku terkena serangan jantung, dan seseorang masih peduli untuk memanggil polisi. Ayah lalu dibawah ke rumah sakit dan mendapat perawatan. Kondisinya akhirnya stabil dan kesehatan mentalnya juga dirawat. Terkena serangan jantung itu benar-benar menyelamatkan nyawanya. Ia akhirnya memperoleh kesempatan untuk menerima perawatan dan akhirnya mau menerima bantuan.

— Diana Kim, dilansir dari NBC News.

Kim pun bersyukur bahwa semangat hidup ayahnya telah kembali meski telah mengalami banyak cobaan hidup. Ia mengaku tak pernah tahu rasanya tumbuh besar ditemani oleh seorang ayah, dan setelah kondisi ayahnya membaik, Kim membangun kembali hubungannya dengan sang ayah. Ia mengaku seperti baru pertama kali kenal dengan ayahnya, dan ia tak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu. Meski ada beberapa perbuatan ayahnya dulu yang menyakitkan baginya, Kim telah memaafkan sang ayah dan berjalan maju bersamanya.

 

Ayah Diana Kim pada 1 Desember 2014. (Foto: Diana Kim)

 

Ayah Diana Kim pada 16 Desember 2014 (Foto: Diana Kim)

 

Diana Kim dan sang ayah, tahun 2015. (Foto: Diana Kim)

 

Diana Kim dan sang ayah. (Foto: Diana Kim)

 

 

Ayahku kini baik-baik saja. Ia sangat bangga dapat melewati cobaan berat...dan kini ia punya tujuan, harapan dan semangat untuk sukses. Hubungan kami sekarang ini masih sangat baru. Aku ingin mengajaknya menonton film layar lebar nanti. Aku tak pernah melakukannya dengan ayah dulu! Kami membangun kembali hubungan ayah-anak secara perlahan, hari demi hari. Percaya atau tidak, terkadang jadwalnya terlihat lebih padat dariku. Ia suka membantu teman-temannya dan juga berencana untuk mengunjungi keluarganya di Korea Selatan.

Selama kami masih hidup, setiap hari adalah sebuah kesempatan untuk memperoleh kesempatan kedua. Tidak ada yang namanya kegagalan kecuali kamu menyerah, dan ia tak pernah menyerah, dan begitu juga diriku.

 

Posting Komentar

0 Komentar