Kali ini ane mau menulis tentang seorang wanita luar biasa bernama Imelda Romuáldez atau yang lebih dikenal sebagai Imelda Marcos.
Siapa dia? Pasti sudah banyak yang tahu dia ini. Ya, dia ini adalah mantan ibu negara Filipina, tepatnya istri dari Ferdinand Marcos.
Imelda Marcos dikenal dunia sebagai wanita yang hedonis. Ia yang senang segala kemewahan ini menjadi penghambur uang. Koleksi sepatunya ribuan.
Lalu apakah Imelda Marcos ini memang kaya sejak lahir? Tidak, di masa kecilnya, ia justru bisa dibilang menderita. Ia dititipkan kepada bibinya agar bisa tetap sekolah.
Imelda kecil bahkan seolah-olah tidak dianggap keluarga di tempat bibinya. Sejak itu, Imelda punya cita-cita untuk menjadi orang kaya. Caranya dengan menjadi terkenal. Ia mengikuti festival kecantikan dan menang.
Setahun berikutnya, Imelda bertemu dengan Ferdinand Marcos yang saat itu masih menjadi politikus muda nan bersinar terang.
Keduanya menjalani simbiosis mutualisime.
Imelda makin terkenal karena menjadi istri seorang politikus muda yang populer.
Demikian juga Ferdinand yang memanfaatkan kecantikan sang istri sebagai daya tarik kampanyenya saat itu.
Namun, ternyata naiknya Ferdinand Marcos tidak membuat Filipina menjadi makmur.
Ferdinand dan Imelda sibuk memperkaya diri.
Gengsi mereka juga dikedepankan. Di tahun 1981 saat Filipina akan menggelar acara Manila International Film Festival (MIFF), pemerintah membangun sebuah gedung yang nantinya akan dipakai sebagai tempat penyelenggaraan. Akan tetapi, waktu pembangunan area seluas 16.000 meter persegi itu tidak dipikirkan dengan matang. Empat ribu pekerja dengan uang yang digelontorkan untuk pembangunan itu sebanyak 25 juta dollar Amerika menjadi petaka.
Pada 17 November 1981 dini hari, tiang penyangga gedung yang masih dalam proses pembangunan itu roboh dan menimpa para pekerja.
Ratusan pekerja tertimpa bangunan dan terkubur hidup-hidup di semen yang basah.
Meski heboh, tetapi pemerintah menutup akses media. Mereka tak ingin MIFF gagal terselenggara. Untuk itu, pembangunan diteruskan.
Mereka tak peduli dengan mayat yang tertimbun.
Dengan mempertimbangkan waktu yang makin sempit, pembangunan tetap dilanjutkan.
Mayat-mayat itu tidak dikeluarkan dari sana.
Jadilah, lantai bangunan itu berisi ratusan mayat para pekerja. Hingga akhirnya di hari perhelatan, beberapa sisi masih belum selesai. Namun, mereka tetap bersikukuh menggelar acara itu di sana, dalam keadaan bangunan yang catnya pun masih basah. Hebatnya, acara itu mendulang kesuksesan.
Imelda Marcos bahagia. Gengsinya masih terus dijunjung. Pujian datang kepadanya.
Cerita lain datang saat The Beatles konser di Filipina. Imelda mengundang mereka untuk sarapan di Istana Kepresidenan The Malacanang, tetapi ditolak dengan enteng. Imelda meradang dan membuat berita bahwa mereka melakukan penghinaan kepada Imelda.
Para demonstran Filipina menghadang dan menyerang The Beatles di bandara usai polisi yang tadinya ditugaskan mengawal mereka ditarik oleh Ferdinand.
The Beatles sampai paranoid dan tak ingin lagi datang ke Manila. Untung saja mereka selamat, meski kena bogem mentah dan ludahan para demonstran. Mengerikan.
Nah, itu dia sekelumit kisah Imelda Marcos.
Kisah wanita luar biasa yang gila pujian dan haus kekuasaan. Bahkan, hingga saat ini dia masih menjadi bagian dari pemerintahan Filipina. Sangat luar biasa!
0 Komentar