Quote:
Pada 1913, kota Dayton, Ohio, Amerika Serikat dilanda banjir besar akibat meluapnya Great Miami River (Sungai Besar Miami). Sungai tersebut meluap usai digempur hujan deras tanpa henti selama 3 hari. Dalam kurun waktu tersebut, Ohio diguyur hujan berukuran 8-11 inci (200-280 milimeter), menyebabkan Great Miami River kelebihan muatannya hingga mencapai 90% kapasitasnya. Alhasil, banjir sedalam 20 kaki (6,1 meter) pun menutupi seluruh kota. Selain Dayton, sebagian besar wilayah di negara bagian Ohio pun ikut terendam banjir. Namun, beberapa kota yang terkena dampak terparahnya adalah Dayton, Piqua, Troy & Hamilton.
Secara geografis, kota Dayton sendiri berada pada titik temu antara 3 anak sungai Great Miami River, yakni Stillwater River, Mad River & Wolf Creek. Pada saat kota ini ditemukan oleh Israel Ludlow pada 1795, Ia sempat diperingati oleh pribumi Amerika (Suku Indian) bahwa akan ada banyak bencana banjir besar yang akan melanda kota tersebut. Dan benar saja, sebelum kejadian di tahun 1913, kota Dayton sudah pernah dilanda 5 banjir besar, yakni di tahun 1805, 1828, 1847, 1866 dan 1898. Kalau kita lihat dari faktor geologis, penyebab utama dari banjir tersebut adalah cuaca buruk dan curah hujan yang tinggi. Kemudian, dengan pembangunan kota yang membuat berkurangnya resapan air, alhasil terjadilah banjir di kota tersebut.
Secara kronologis, banjir tersebut berlangsung sejak tanggal 21-26 Maret 1913. Sejak tanggal 21 Maret sampai 23 Maret, badai besar menghantam wilayah Ohio. Usai badai berhenti pada malam hari tanggal 24 Maret, perlahan Great Miami River mulai meluap dan kelebihan muatannya. Keesokan harinya pada 25 Maret, pihak Kepolisian setempat mulai membunyikan alarm tanda bahaya dan menyebarkan berita mengenai kondisi Great Miami River saat ini. Beberapa jam kemudian, banjir pun mulai merendam kota Dayton. Puncaknya pada 26 Maret, banjir dengan kedalaman 6,1 meter pun sudah menutupi sebagian besar wilayah Ohio. Pada saat yang sama, terjadi ledakan gas yang diakibatkan oleh terendamnya sebuah jalur pipa di kota, menyebabkan kebakaran yang cukup besar dan membakar habis sebuah blok di kota. Petugas pemadam kebakaran sempat mengalami kesulitan untuk tiba di lokasi akibat banjir besar. Beruntung, kebakaran tersebut berhasil ditangani.
Berdasarkan catatan Pemerintah, ada sebanyak 360 orang korban jiwa, 65.000 orang kehilangan rumahnya, 20.000 rumah warga hancur, 1.400 ekor Kuda dan 2.000 ekor hewan ternak lainnya mati dan yang paling parahnya adalah banyak bangunan dan tempat fasilitas umum yang terbawa arus banjir. Setelah dikalkulasi, jumlah kerugian yang dialami mencapai angka 2 Miliar US Dollar (sekitar 28,7 Triliun Rupiah).
Tak ingin kejadian itu terjadi lagi, Pemerintah Kota langsung memutar otak untuk mencari cara agar banjir serupa bisa dicegah atau setidaknya diminimalisir. Pada bulan Mei 1913, warga kota beramai-ramai melakukan aksi galang dana untuk membantu Pemerintah. Dalam waktu 10 hari, sudah terkumpul uang sebanyak 50 juta US Dollar (718,5 Miliar Rupiah). Kemudian, Pemerintah mengutus seorang ahli hidrologi/hidrolog (cabang ilmu Geografi yang mempelajari pergerakan, distribusi, dan kualitas air di seluruh Bumi, termasuk siklus hidrologi dan sumber daya air)bernama Arthur Ernest Morgan untuk mencari solusi yang tepat guna mencegah terjadinya banjir. Menurut Arthur, diperlukan beberapa bendungan dan sedikit modifikasi pada jalur sungai. Ide Arthur pun langsung disambut dengan baik. Sekitar bulan Oktober 1913, pembangunan bendungan dan modifikasi jalur sungai pun dikerjakan. Untuk membantu pekerjaannya, Arthur mengerahkan 50 orang ahli hidrologi lainnya untuk menganalisa titik-titik jalur sungai yang harus dimodifikasi.
Arthur Ernest Morgan
Seluruh proyek yang dikerjakan Arthur pun akhirnya selesai. Akan tetapi, 2 upaya tersebut nampaknya masih belum cukup. Pada 1914, berdasarkan keputusan Badan Konservasi Hukum Ohio, sebuah peraturan yang dinamakan Vonderheide Act akhirnya disahkan. Peraturan tersebut memberikan izin bagi pemerintah setempat untuk menentukan wilayah konservasi untuk mencegah terjadinya banjir. Setelah wilayah tersebut ditentukan, Pemerintah Ohio mulai meresmikan wilayah konservasi banjirnya melalui Undang-Undang Wilayah Konservasi pada 17 Maret 1914. Hal serupa pun mulai diikuti oleh negara bagian Amerika Serikat lainnya, seperti Indiana, New Mexico dan Colorado.
Pada Juni 1915, Miami Conservancy District, sebuah badan pemantau kawasan observasi banjir pimpinan Arthur E. Morgan akhirnya resmi didirikan. Salah satu lokasi pantauan mereka adalah kota Dayton. Arthur sebagai orang yang pernah menangani masalah banjir di kota itu, kembali melakukan sebuah proyek pembuatan sistem pengendalian banjir di sana. Proyek tersebut dikerjakan sejak tahun 1918 sampai 1922, dengan memakan biaya sebesar 32 Juta US Dollar (sekitar 460 Miliar Rupiah). Dengan 2 proyeknya yang berjalan dengan lancar, Arthur berhasil mencegah terjadinya potensi banjir di kota Dayton sebanyak lebih dari 1.500 kali. Semenjak Vonderheide Act disahkan, seluruh dana untuk proyek pembuatan sistem pengendalian banjir berasal dari pajak, bukan dari aksi penggalangan dana yang sebelumnya dilakukan oleh warga.
Ada beberapa fakta lainnya mengenai peristiwa "Great Dayton Flood" ini. Kita mulai dulu dari yang pertama. Pada saat banjir melanda kota Dayton, ada sebuah desa di wilayah kota Osborn, Ohio yang terkena dampak kecil dari banjir tersebut. Pasca banjir surut, proyek pembangunan bendungan, modifikasi jalur sungai dan penentuan wilayah konservasi pun dilakukan oleh Pemerintah. Nah, desa tersebut rupanya merupakan salah satu wilayah yang termasuk ke dalam wilayah konservasi banjir. Alhasil, para warga desa pun direlokasi dari rumah mereka. Para warga dipindahkan ke sebuah lahan relokasi yang berjarak 5 kilometer (3 mil) dari desanya, tepatnya di kawasan Hebble Creek. Kawasan ini berada di sebelah kawasan Fairfield, Ohio. Beberapa tahun kemudian, para warga dari Hebble Creek dan Fairfield memutuskan untuk menggabungkan kawasan tempat tinggalnya dan terbentuklah kota Fairborn, Ohio.
Orville & Wilbur Wright atau yang biasa disebut sebagai Wright bersaudara adalah pasangan kakak beradik yang dikenal sebagai Penemu Pesawat Terbang. Faktanya, pasangan kakak beradik ini berasal dari kota Dayton. Sekitar 1 dekade sebelum terjadinya banjir besar di kota Dayton, Wright bersaudara tengah disibukkan dengan hasil temuannya. Mereka kerap mengabadikan perkembangan dari Pesawat Terbang temuannya melalui foto. Dan semua hasil dokumentasinya mereka simpan di rumah mereka di Dayton. Sayangnya akibat banjir tersebut, rumah mereka ikut terendam banjir. Tak hanya itu, semua rancangan pesawat, hasil penemuan dan dokumentasi mereka harus lenyap akibat banjir.
Wright bersaudara
Sebelumnya sudah sempat disinggung kalau salah satu upaya Pemerintah untuk menanggulangi banjir adalah dengan melakukan modifikasi jalur sungai di sekitar kota Ohio. Usai proses modifikasi rampung, ada 1 jalur sungai yang terbengkalai, yaitu jalur Miami and Erie. Jalur ini memiliki panjang 441 kilometer (274 mil) yang membentang dari Cincinnati ke Toledo. Nah, karena jalur tersebut dibiarkan begitu saja, Pemerintah memutuskan untuk menutup jalur tersebut.
Fakta yang terakhir adalah kejadian pasca banjir. Peristiwa Great Dayton Flood berakhir pada tanggal 26 Maret 1913. Perlahan tapi pasti, banjir pun mulai surut di wilayah Ohio. Tetapi, faktanya banjir tersebut rupanya berdampak ke beberapa negara bagian Amerika Serikat lainnya. Dari situlah salah satu banjir paling parah di dunia pun terjadi. Seperti apa? Tunggu postingan selanjutnya ya?
Secara geografis, kota Dayton sendiri berada pada titik temu antara 3 anak sungai Great Miami River, yakni Stillwater River, Mad River & Wolf Creek. Pada saat kota ini ditemukan oleh Israel Ludlow pada 1795, Ia sempat diperingati oleh pribumi Amerika (Suku Indian) bahwa akan ada banyak bencana banjir besar yang akan melanda kota tersebut. Dan benar saja, sebelum kejadian di tahun 1913, kota Dayton sudah pernah dilanda 5 banjir besar, yakni di tahun 1805, 1828, 1847, 1866 dan 1898. Kalau kita lihat dari faktor geologis, penyebab utama dari banjir tersebut adalah cuaca buruk dan curah hujan yang tinggi. Kemudian, dengan pembangunan kota yang membuat berkurangnya resapan air, alhasil terjadilah banjir di kota tersebut.
Secara kronologis, banjir tersebut berlangsung sejak tanggal 21-26 Maret 1913. Sejak tanggal 21 Maret sampai 23 Maret, badai besar menghantam wilayah Ohio. Usai badai berhenti pada malam hari tanggal 24 Maret, perlahan Great Miami River mulai meluap dan kelebihan muatannya. Keesokan harinya pada 25 Maret, pihak Kepolisian setempat mulai membunyikan alarm tanda bahaya dan menyebarkan berita mengenai kondisi Great Miami River saat ini. Beberapa jam kemudian, banjir pun mulai merendam kota Dayton. Puncaknya pada 26 Maret, banjir dengan kedalaman 6,1 meter pun sudah menutupi sebagian besar wilayah Ohio. Pada saat yang sama, terjadi ledakan gas yang diakibatkan oleh terendamnya sebuah jalur pipa di kota, menyebabkan kebakaran yang cukup besar dan membakar habis sebuah blok di kota. Petugas pemadam kebakaran sempat mengalami kesulitan untuk tiba di lokasi akibat banjir besar. Beruntung, kebakaran tersebut berhasil ditangani.
Kondisi kota kala banjir
Berdasarkan catatan Pemerintah, ada sebanyak 360 orang korban jiwa, 65.000 orang kehilangan rumahnya, 20.000 rumah warga hancur, 1.400 ekor Kuda dan 2.000 ekor hewan ternak lainnya mati dan yang paling parahnya adalah banyak bangunan dan tempat fasilitas umum yang terbawa arus banjir. Setelah dikalkulasi, jumlah kerugian yang dialami mencapai angka 2 Miliar US Dollar (sekitar 28,7 Triliun Rupiah).
Tak ingin kejadian itu terjadi lagi, Pemerintah Kota langsung memutar otak untuk mencari cara agar banjir serupa bisa dicegah atau setidaknya diminimalisir. Pada bulan Mei 1913, warga kota beramai-ramai melakukan aksi galang dana untuk membantu Pemerintah. Dalam waktu 10 hari, sudah terkumpul uang sebanyak 50 juta US Dollar (718,5 Miliar Rupiah). Kemudian, Pemerintah mengutus seorang ahli hidrologi/hidrolog (cabang ilmu Geografi yang mempelajari pergerakan, distribusi, dan kualitas air di seluruh Bumi, termasuk siklus hidrologi dan sumber daya air)bernama Arthur Ernest Morgan untuk mencari solusi yang tepat guna mencegah terjadinya banjir. Menurut Arthur, diperlukan beberapa bendungan dan sedikit modifikasi pada jalur sungai. Ide Arthur pun langsung disambut dengan baik. Sekitar bulan Oktober 1913, pembangunan bendungan dan modifikasi jalur sungai pun dikerjakan. Untuk membantu pekerjaannya, Arthur mengerahkan 50 orang ahli hidrologi lainnya untuk menganalisa titik-titik jalur sungai yang harus dimodifikasi.
Arthur Ernest Morgan
Seluruh proyek yang dikerjakan Arthur pun akhirnya selesai. Akan tetapi, 2 upaya tersebut nampaknya masih belum cukup. Pada 1914, berdasarkan keputusan Badan Konservasi Hukum Ohio, sebuah peraturan yang dinamakan Vonderheide Act akhirnya disahkan. Peraturan tersebut memberikan izin bagi pemerintah setempat untuk menentukan wilayah konservasi untuk mencegah terjadinya banjir. Setelah wilayah tersebut ditentukan, Pemerintah Ohio mulai meresmikan wilayah konservasi banjirnya melalui Undang-Undang Wilayah Konservasi pada 17 Maret 1914. Hal serupa pun mulai diikuti oleh negara bagian Amerika Serikat lainnya, seperti Indiana, New Mexico dan Colorado.
Pada Juni 1915, Miami Conservancy District, sebuah badan pemantau kawasan observasi banjir pimpinan Arthur E. Morgan akhirnya resmi didirikan. Salah satu lokasi pantauan mereka adalah kota Dayton. Arthur sebagai orang yang pernah menangani masalah banjir di kota itu, kembali melakukan sebuah proyek pembuatan sistem pengendalian banjir di sana. Proyek tersebut dikerjakan sejak tahun 1918 sampai 1922, dengan memakan biaya sebesar 32 Juta US Dollar (sekitar 460 Miliar Rupiah). Dengan 2 proyeknya yang berjalan dengan lancar, Arthur berhasil mencegah terjadinya potensi banjir di kota Dayton sebanyak lebih dari 1.500 kali. Semenjak Vonderheide Act disahkan, seluruh dana untuk proyek pembuatan sistem pengendalian banjir berasal dari pajak, bukan dari aksi penggalangan dana yang sebelumnya dilakukan oleh warga.
Ada beberapa fakta lainnya mengenai peristiwa "Great Dayton Flood" ini. Kita mulai dulu dari yang pertama. Pada saat banjir melanda kota Dayton, ada sebuah desa di wilayah kota Osborn, Ohio yang terkena dampak kecil dari banjir tersebut. Pasca banjir surut, proyek pembangunan bendungan, modifikasi jalur sungai dan penentuan wilayah konservasi pun dilakukan oleh Pemerintah. Nah, desa tersebut rupanya merupakan salah satu wilayah yang termasuk ke dalam wilayah konservasi banjir. Alhasil, para warga desa pun direlokasi dari rumah mereka. Para warga dipindahkan ke sebuah lahan relokasi yang berjarak 5 kilometer (3 mil) dari desanya, tepatnya di kawasan Hebble Creek. Kawasan ini berada di sebelah kawasan Fairfield, Ohio. Beberapa tahun kemudian, para warga dari Hebble Creek dan Fairfield memutuskan untuk menggabungkan kawasan tempat tinggalnya dan terbentuklah kota Fairborn, Ohio.
Orville & Wilbur Wright atau yang biasa disebut sebagai Wright bersaudara adalah pasangan kakak beradik yang dikenal sebagai Penemu Pesawat Terbang. Faktanya, pasangan kakak beradik ini berasal dari kota Dayton. Sekitar 1 dekade sebelum terjadinya banjir besar di kota Dayton, Wright bersaudara tengah disibukkan dengan hasil temuannya. Mereka kerap mengabadikan perkembangan dari Pesawat Terbang temuannya melalui foto. Dan semua hasil dokumentasinya mereka simpan di rumah mereka di Dayton. Sayangnya akibat banjir tersebut, rumah mereka ikut terendam banjir. Tak hanya itu, semua rancangan pesawat, hasil penemuan dan dokumentasi mereka harus lenyap akibat banjir.
Wright bersaudara
Sebelumnya sudah sempat disinggung kalau salah satu upaya Pemerintah untuk menanggulangi banjir adalah dengan melakukan modifikasi jalur sungai di sekitar kota Ohio. Usai proses modifikasi rampung, ada 1 jalur sungai yang terbengkalai, yaitu jalur Miami and Erie. Jalur ini memiliki panjang 441 kilometer (274 mil) yang membentang dari Cincinnati ke Toledo. Nah, karena jalur tersebut dibiarkan begitu saja, Pemerintah memutuskan untuk menutup jalur tersebut.
Fakta yang terakhir adalah kejadian pasca banjir. Peristiwa Great Dayton Flood berakhir pada tanggal 26 Maret 1913. Perlahan tapi pasti, banjir pun mulai surut di wilayah Ohio. Tetapi, faktanya banjir tersebut rupanya berdampak ke beberapa negara bagian Amerika Serikat lainnya. Dari situlah salah satu banjir paling parah di dunia pun terjadi. Seperti apa? Tunggu postingan selanjutnya ya?
0 Komentar