1. Faktor Efisiensi
Pernah melihat iklan mobil diesel seperti Isuzu Panther tahun 90an yang menyatakan bahwa "44 ribu rupiah sampai ke Bali"? Itu karena efisiensi dari mesin diesel Isuzu Panther sendiri yang termasuk sangat baik di zamannya.
Mesin diesel akan menghasilkan efisiensi yang lebih baik (atau jauh lebih baik) dibanding mesin bensin. Diesel memiliki langkah hisap yang hanya menghisap udara, diteruskan dengan kompresi hanya dengan udara sehingga tingkat kompresi sangat tinggi, lalu disemburkan dengan bahan bakar diesel sehingga meledak-ledak, dan akhirnya dibuang ke knalpot.
Mesin diesel akan menghasilkan efisiensi yang lebih baik (atau jauh lebih baik) dibanding mesin bensin. Diesel memiliki langkah hisap yang hanya menghisap udara, diteruskan dengan kompresi hanya dengan udara sehingga tingkat kompresi sangat tinggi, lalu disemburkan dengan bahan bakar diesel sehingga meledak-ledak, dan akhirnya dibuang ke knalpot.
Tentu, sistem kerja mesin diesel yang menyemburkan BBM hanya saat langkah kerja saja akan menghasilkan tingkat efisiensi yang lebih baik. Belum lagi ditambah harga BBM diesel bersubsidi yang sangat murah di negara kita, hanya 5.150 saja. Memang, harga BBM diesel non subsidi diatas 9.500 untuk Dexlite, tetapi kebanyakan mobil bermesin diesel di Indonesia mampu menenggak "solar goceng".
2. Faktor Daya Putar Atau Torsi
sumber gambar
sumber gambar
Mungkin, ketika melihat spesifikasi dari mesin bus seperti Scania K360IB misalnya, atau truk seperti Hino FLX 260 JW, Gansis akan bingung karena "kok tenaganya cuma 260PS sementara mobil aja bisa 300-400PS padahal bobotnya bisa 35 ton".
Eitts, jangan salah. Dengan mesin diesel, truk seperti Hino FLX 260 JW bisa menyemburkan daya putar atau torsi hingga 750nm, bahkan bus seperti Scania K360IB bisa menyemburkan torsi hingga 1.750nm. Dengan torsi sebesar itu, truk bermuatan penuh bisa menanjak di tanjakan curam dengan gigi crawler dan final gear ratio yang sangat besar Gansis.
Truk dan bus lebih membutuhkan torsi ketimbang tenaga. Sebab, beban yang dibawa rata-rata berat. Bisa mencapai 55 ton untuk truk kontainer dengan muatan penuh. Ini juga adalah salah satu alasan kenapa truk dan bus rata-rata "lemot". Jika bus dan truk memakai mesin bensin, bus dan truk tersebut akan kesusahan di jalanan menanjak karena torsi dari mesin bensin kurang.
Torsi dari mesin diesel lebih tinggi karena kompresi di ruang bakar hanya menggunakan udara dan hasilnya menghasilkan torsi yang tinggi di putaran yang sangat rendah, karena kompresi dari mesin diesel jauh lebih tinggi. Dengan kompresi yang lebih tinggi, dinding mesin dibuat sangat tebal, maka berat dari mesin diesel lebih berat (atau jauh lebih berat) dibanding mesin bensin.
Eitts, jangan salah. Dengan mesin diesel, truk seperti Hino FLX 260 JW bisa menyemburkan daya putar atau torsi hingga 750nm, bahkan bus seperti Scania K360IB bisa menyemburkan torsi hingga 1.750nm. Dengan torsi sebesar itu, truk bermuatan penuh bisa menanjak di tanjakan curam dengan gigi crawler dan final gear ratio yang sangat besar Gansis.
Truk dan bus lebih membutuhkan torsi ketimbang tenaga. Sebab, beban yang dibawa rata-rata berat. Bisa mencapai 55 ton untuk truk kontainer dengan muatan penuh. Ini juga adalah salah satu alasan kenapa truk dan bus rata-rata "lemot". Jika bus dan truk memakai mesin bensin, bus dan truk tersebut akan kesusahan di jalanan menanjak karena torsi dari mesin bensin kurang.
Torsi dari mesin diesel lebih tinggi karena kompresi di ruang bakar hanya menggunakan udara dan hasilnya menghasilkan torsi yang tinggi di putaran yang sangat rendah, karena kompresi dari mesin diesel jauh lebih tinggi. Dengan kompresi yang lebih tinggi, dinding mesin dibuat sangat tebal, maka berat dari mesin diesel lebih berat (atau jauh lebih berat) dibanding mesin bensin.
3. Faktor Ketangguhan
sumber gambar
sumber gambar
Pernah melihat video-video bus menerjang banjir dengan mudahnya, atau truk menerjang banjir dengan mudah? Itu karena ketangguhan dari mesin diesel sendiri. Mesin diesel tak menggunakan busi, sehingga mampu menerjang banjir dengan mudah apalagi di mesin-mesin diesel lawas yang masih memakai teknologi konvensional.
Oleh karena dindingnya yang lebih tebal, jika dirawat dengan baik mesin diesel akan lebih awet ketimbang mesin bensin (jika dirawat dengan baik lho ya, kalo gak dirawat dengan baik mah sama aja). Rata-rata mesin diesel akan lebih tangguh dan awet dibanding mesin bensin.
Perawatan rutin dari mesin diesel juga rata-rata lebih murah. Sebab, mesin diesel tak membutuhkan perawatan sebanyak mesin bensin Gansis (cmiiw lho ya). Memang, mesin diesel membutuhkan filter bahan bakar, tetapi jika dihitung-hitung akan lebih murah ketimbang mesin bensin.
Oleh karena dindingnya yang lebih tebal, jika dirawat dengan baik mesin diesel akan lebih awet ketimbang mesin bensin (jika dirawat dengan baik lho ya, kalo gak dirawat dengan baik mah sama aja). Rata-rata mesin diesel akan lebih tangguh dan awet dibanding mesin bensin.
Perawatan rutin dari mesin diesel juga rata-rata lebih murah. Sebab, mesin diesel tak membutuhkan perawatan sebanyak mesin bensin Gansis (cmiiw lho ya). Memang, mesin diesel membutuhkan filter bahan bakar, tetapi jika dihitung-hitung akan lebih murah ketimbang mesin bensin.
0 Komentar