Ticker

6/recent/ticker-posts

Advertisement

Responsive Advertisement

Miris, Situasi Terkini Gili Trawangan Bak Pulau Hantu


 Sebelum pandemi COVID-19 menyerang, Gili Trawangan di Lombok menjadi surga bagi turis asing. Tapi, kini kondisinya mirip pulau hantu.

Sejak pintu untuk turis ditutup tahun lalu, pariwisata Lombok seketika meredup. Senasib dengan tetangganya Bali, destinasi populer di kalangan turis seperti Senggigi hingga tiga gili milik Nusa Tenggara Barat (NTB) ikut terdampak dan mati suri.

detikTravel sempat berkunjung ke Gili Trawangan di hari Sabtu (27/3). Gili Trawangan senyap.



Sejak turun dari kapal boat Sabtu siang, suasana lengang sudah ditemui. Hanya ada turis domestik yang tampak lalu lalang, itu pun jumlahnya masih sedikit.

Kapal hanya sedikit yang bersandar, menanti datangnya turis hingga wisatawan domestik. Maklum, biaya rapid test antigen hingga persyaratan yang ketat untuk bepergian menjadi momok untuk bepergian dewasa ini.

Melangkahkan kaki keluar dermaga, suasana tak kalah sepi. Titik kumpul yang biasanya selalu disesaki oleh turis dalam dan luar negeri, hanya jadi tempat parkir cidomo (transportasi gili) yang masih setia menunggu.

Diwawancarai oleh detikTravel, salah satu supir cidomo asal Bali bernama Nengah mengaku kalau kondisi sepi menjadi potret Gili Trawangan pasca pandemi. Saat ditemui, Nengah sedang mencari rumput untuk makan kudanya.

"Biasa seperti ini, sudah sepi dari tahun lalu. Mungkin bulan Maret. Ini saja ngambil rumput biar gak usah beli makan kuda," ujar Nengah.

Berjalan lebih jauh, kondisi Gili Trawangan tampak semakin menyedihkan. Panorama bar yang diabaikan dan lapuk dimakan usia, tulisan closed serta kondisi money changer yang rusak jadi hal biasa.

Tak sedikit juga akomodasi tepi pantai yang membiarkan lapaknya berantakan begitu saja. Bahkan, tak sedikit juga operator diving yang terpaksa menutup usahanya sampai waktu yang tidak ditentukan.

Menurut Kadispar NTB Lalu Moh. Faozal Gili Trawangan mati suri sejak pandemi COVID-19.

"Ya mulai Maret, Mei yang paling parah," ujar Faozal saat dihubungi terpisah oleh detikTravel.

Umumnya, Lombok mendapat limpahan turis yang berwisata dari Bali. Hanya dengan kondisi Bali kini yang juga terpuruk, Lombok pun ikut berbagi penderitaan.

Faktanya, Lombok dan Gili Trawangan masih bertahan untuk mencoba hidup hingga saat ini. Walau tak seperti sebelum COVID-19, tapi setidaknya sudah ada keramaian saat weekend.

"Kalau weekend itu okupansinya 30-40%, itu di Gili Trawangan," ujar Faozal.

Hanya selain potret Gili Trawangan yang sepi turis dan terabaikan, pihak Pemprov NTB serta KemenPUPR tengah melakukan penataan di ketiga gili. Hal itu tampak dari pelebaran jalan hingga perapian akses di tepi pantai.

Pengerjaan pelebaran jalan itu membuat kondisi Gili Trawangan kian berdebu. Selain itu, panoramanya juga kurang enak dilihat.

"Mulai Oktober tahun lalu, penataan bareng Pemprov di ketiga gili. Mumpung sepi dirapikan dulu," dia menjelaskan.

Harapannya, ketiga gili dan destinasi lainnya di Lombok akan lebih siap ketika turis kembali datang nanti. Tapi, Gili Trawangan dan wisata Lombok sedang membutuhkan pemulihan, setidaknya melalui wisatawan domestik.

"Harapan saya staycation itu harus betul-betul, bangga berwisata di Indonesia itu," dia menegaskan.


Posting Komentar

0 Komentar